
Diplomat itu menambahkan bahwa dia harus menjual segalanya, termasuk sebuah rumah besar di Kabul, dan “mulai dari awal lagi.”
Afzal Ashraf, pakar hubungan internasional dan rekan tamu di Universitas Nottingham Inggris, membeber analisisnya terkait situasi tersebut.
Dia mengatakan, misi Afghanistan di luar negeri menghadapi periode "ketidakpastian yang berkepanjangan" ketika negara-negara memutuskan apakah akan mengakui Taliban
BACA JUGA: Puluhan Diplomat Afghanistan Bersatu, Peringatkan Ancaman Taliban
“Apa yang bisa dilakukan kedutaan-kedutaan itu? Mereka tidak mewakili pemerintah. Mereka tidak memiliki kebijakan untuk diterapkan,” katanya.
Dia menambahkan bahwa staf kedutaan kemungkinan akan diberikan suaka politik karena masalah keamanan jika mereka kembali ke Afghanistan.
BACA JUGA: Taliban Dipukul Krisis, Rakyat Afghanistan Menangis
Taliban, telah berusaha untuk menunjukkan wajah yang lebih berdamai sejak kembali berkuasa.
Juru bicara kelompok itu telah meyakinkan Afghanistan bahwa mereka tidak keluar untuk membalas dendam dan akan menghormati hak-hak orang, termasuk perempuan.
BACA JUGA: Rumor Konflik Maut di Tubuh Taliban, Mullah Baradar Ditembak Mati
Tetapi laporan penggeledahan dari rumah ke rumah dan pembalasan terhadap mantan pejabat dan etnis minoritas telah membuat orang waspada.
Silakan baca konten menarik lainnya dari GenPI.co di Google News