
Sumber tersebut berargumen bahwa“distribusi” beras lebih untuk keperluan pertunjukan saja, dengan sedikit pertimbangan aktual untuk hak orang-orang yang tidak mampu secara finansial untuk mengakses makanan.
Sumber itu mengatakan para pemimpin hanya memberi tahu keluarga tanpa uang untuk membeli beras yang telah ditekan harganya
“ini berarti pihak berwenang mengatakan: ‘Jika Anda tidak dapat membeli makanan meskipun kami menjualnya dengan harga lebih rendah dari pasar, tidak ada yang bisa kami lakukan juga’,” kata sumber itu.
BACA JUGA: Terkuak, Pejabat Tinggi Meksiko Turut Jadi Incaran Pegasus
Akibatnya, beberapa warga Korea Utara berhenti membeli makanan dan menyerahkan voucher pembelian mereka kepada keluarga lain.
Sumber itu menyebut bahwa ini merupakan sebuah praktik umum di antara keluarga miskin Korea Utara
BACA JUGA: Iran Membara Karena Krisis Air! Rakyat Mengamuk, Polisi Tewas
“Artinya, keluarga-keluarga ini menyerahkan voucher mereka kepada pedagang kaya dan orang lain dengan imbalan uang untuk membeli makanan,” beber dia.
Sumber tersebut mengatakan transaksi ini terjadi karena penduduk yang lebih miskin dapat memperoleh uang tunai yang sangat mereka butuhkan, sementara pedagang dapat menyimpan makanan ketika harga mulai naik.
BACA JUGA: Hacker Korea Utara Ngeri Juga! Negeri Gingseng Sukses Diacak-acak
“Rakyat tidak dapat mengisi perut mereka karena seluruh negeri miskin. Jika pihak berwenang telah menetapkan harga lebih rendah dari awal, kekacauan konyol ini tidak akan terjadi," beber dia.(*)
Silakan baca konten menarik lainnya dari GenPI.co di Google News