
GenPI.co - Seorang pembela hak asasi manusia terkemuka Palestina pada hari Senin (28/6) memperingatkan bahwa Tepi Barat berada di ambang pemberontakan serius terhadap Otoritas Palestina (PA).
Selama empat hari, warga Palestina turun ke jalan-jalan di kota-kota utama di Tepi Barat yang diduduki Israel memprotes kematian Nizar Banat.
Aktivis politik dan kritikus besar PA itu dipukuli oleh petugas keamanan PA yang menggerebek rumahnya di daerah Hebron di Tepi Barat selatan pada Kamis (24/6) pekan lalu.
BACA JUGA: Palestina Membara! Bentrokan Pecah, Tapi Bukan dengan Israel
“Kami telah mencapai babak terakhir dari periode transisi dengan PA dan mereka tahu bahwa satu-satunya cara mereka dapat tetap berkuasa adalah dengan peluru dan pentungan,” aktivis Ham bernama Shawan Jabarin
Jabarin yang juga adalah direktur organisasi hak asasi manusia Al-Haq di Ramallah itu mengtakan bahwa PA memahami bahwa mereka tidak dapat menang dalam pemilihan demokratis.
BACA JUGA: Aktivis Tewas, Rakyat Palestina Marah, Mahmoud Abbas Ketar-ketir!
“Elite dalam organisasi itu, yang takut kehilangan gaya hidup istimewa mereka, percaya bahwa satu-satunya cara mereka dapat tetap memegang kendali adalah dengan menggunakan kekuatan, ketakutan, dan intimidasi,” kata Jabarin kepada Al Jazeera.
Dalam autopsi awal terhadap Banat, di diketahui menderita patah tulang rusuk, memar di sekujur tubuhnya, dan luka di kepalanya.
BACA JUGA: Jangan Coba-coba Kibarkan Bendera Hamas di Jerman
Keluarganya menuduh dia dihantamdengan jeruji besi dan pentungan di kepalanya selama penangkapan awalnya.
Silakan baca konten menarik lainnya dari GenPI.co di Google News