
GenPI.co - Perdana Menteri (PM) Baru Israel Naftali Bennett mengindikasikan bahwa ia berencana untuk melanjutkan kebijakan mantan perdana menteri Benjamin Netanyahu terhadap Iran.
Hal tersebut tersirat dalam pidatonya kepada Knesset menjelang pemungutan suara untuk menyetujui pemerintahan baru di bawah kepemimpinannya.
"Kembali ke Kesepakatan Iran adalah kesalahan yang sekali lagi akan memberikan legitimasi kepada salah satu rezim paling kejam dan paling gelap di dunia," kata Bennett.
BACA JUGA: Ancaman Hamas Terus Berdatangan, Pawai Bendera Israel Jalan Terus
Dia menegaskan bahwa Israel tidak akan membiarkan Iran mendapatkan memproduksi senjata nuklir.
“Israel bukan pihak dalam kesepakatan itu, dan akan mempertahankan kebebasan total untuk bertindak,” tegas dia
BACA JUGA: Netanyahu Tamat, PM Baru Israel Seorang Ultra Nasionalis
Bennett mengatakan bahwa Rencana Aksi Komprehensif Gabungan 2015 memberi Iran legitimasi internasional dan miliaran dolar.
Uang tersebut menurutnya, dihabiskan untuk membangun pos-pos teroris di Suriah, Gaza, Lebanon, dan Yaman.
BACA JUGA: Eks Kepala Mossad Akui Lakukan Sabotase, Iran pun Mengamuk
AS dan Iran saat ini terlibat dalam negosiasi tidak langsung di Wina untuk kembali ke JCPOA, yang berusaha membatasi kemampuan Iran untuk mengembangkan senjata nuklir.
Silakan baca konten menarik lainnya dari GenPI.co di Google News