
GenPI.co - Penyerang bersenjata menewaskan sekitar 100 warga sipil dalam serangan pada Jumat (4/6) di sebuah desa di Burkina Faso utara.
Pemerintah setempat melaporkan, itu adalah serangan paling mematikan yang melanda negara yang dilanda konflik dalam beberapa tahun ini.
Juru bicara pemerintah, Ousseni Tamboura dalam pernyataannya pada Hari Sabtu (5/6) menyebut penyerang menyerbu dan menewaskan penduduk desa Solhan di provinsi Yagha yang berbatasan dengan Niger.
BACA JUGA: Turki Dapat Durian Runtuh di Laut Hitam, Erdogan pun Semringah
"Pasar lokal dan beberapa rumah juga dibakar di daerah menuju perbatasan Niger," tambahnya.
Presiden Burkina Faso Roch Marc Christian Kabore menyebut serangan itu sebagai tindakan barbar dan menyatakan masa berkabung nasional selama 72 jam.
BACA JUGA: Semangat Sudah Redup di Myanmar, Bahkan ASEAN pun Tak Dipercaya
Seorang warga setempat yang tidak mau disebutkan namanya menjadi saksi dalam peristiwa itu.
Dia yang kala itu mengunjungi kerabatnya di sebuah klinik medis di kota Sebba, sekitar 12 km (7 mil) dari tempat serangan itu terjadi. Dia mengatakan dia melihat banyak orang terluka memasuki klinik.
BACA JUGA: Bantuan Qatar untuk Gaza Ditahan Israel, Hamas Geram dan Ancam...
“Saya melihat 12 orang di satu ruangan dan sekitar 10 orang di ruangan lain. Ada banyak kerabat yang merawat yang terluka. Ada juga banyak orang berlarian dari Solhan untuk memasuki Sebba … Orang-orang sangat takut dan khawatir,” katanya kepada kantor berita The Associated Press melalui telepon.
Silakan baca konten menarik lainnya dari GenPI.co di Google News