
GenPI.co - Perbatasan Ceuta yang tampaknya tak terkendali setelah penyeberangan massal migran dan pengungsi dari negara tetangga Maroko minggu ini.
Perhatian juga beralih penderitaan ratusan anak tanpa pendamping yang terdampar di dalam dan di luar kantong Spanyol.
BACA JUGA: Mengenaskan, Anak-anak Ethiopia Tewas Dipenggal, Menghujam Nurani
Ratusan anak tanpa pendamping dijejalkan ke dalam gudang yang dikelola amal untuk karantina wajib selama 10 hari di bawah pengawasan polisi di wilayah Afrika Utara, yang telah menjadi titik fokus dari salah satu pertengkaran diplomatik terbesar antara Madrid dan Rabat dalam beberapa tahun terakhir.
Beberapa naik ke atap gedung untuk melarikan diri.
Seorang anak laki-laki berusia 14 tahun yang telah meninggalkan kondisi buruk di gudang menjelaskan bahwa orang tuanya telah setuju untuk mencoba menyeberang ke Spanyol.
"Mereka melihat bahwa jika saya datang ke sini, saya dapat memiliki masa depan," kata bocah lelaki itu, yang telah melakukan perjalanan dari Tetouan, sebuah kota 40 km (25 mil) di selatan perbatasan Spanyol, seperti dilansir dari The Associated Press, Jumat (21/5/2021).
Sementara, seorang anak laki-laki berusia 15 tahun dari Fnideq, kota Maroko di seberang perbatasan, menyatakan bahwa dia telah menyeberang pada hari Senin ketika polisi Maroko mengumumkan bahwa perbatasan itu dibuka dalam sebuah langkah yang secara luas ditafsirkan sebagai tanggapan atas pemberian bantuan medis Spanyol kepada pemimpin kelompok pemberontak yang berjuang untuk kemerdekaan Sahara Barat dari Maroko.
Silakan baca konten menarik lainnya dari GenPI.co di Google News