
GenPI.co - Direktur Kampanye Lautan Greenpeace USA John Hocevar pada 2018 silam ini mengeluarkan pernyataan yang sedikit menyentil terkait pengelolaan sampah di Amerika Serikat (AS). Dikutip dari the Guardian, ia mengatakan perusahaan-perusahaan Amerika Serikat memanfaatkan negara-negara berkembang yang kekurangan peraturan untuk melindungi diri mereka sendiri.
Pada Oktober 2018, Greenpeace menginvestigasi bahwa sebagian besar sampah di AS pada enam bulan pertama 2018 dikirim ke negara-negara di Asia Tenggara. Thailand Malaysia dan Vietnam menjadi negara penerima sampah dari negara Adidaya itu. Sementara pada tahun sebelumnya, 70 persen sampah plastik dari AS dikirim ke Tiongkok dan Hongkong
Baca juga: Indonesia Perketat Impor Sampah, Ini Sikap Australia
Kini negara-negara ini mengambil tindakan lebih ketat. Mulai dari memeriksa setiap kontainer yang diakui sampah sampai menolak kontainer sampah dari negara maju.
Krisis sampah plastik dunia sangat buruk dan membuat banyak orang keliru berfikir. Jari telunjuk pun diarahkan kepada warga negara berkembang di Asia. “Orang awam [di Amerika Serikat] saat membuang sepotong plastik di tempat sampah akan mengira bahwa sampah mereka itu akan didaurulang. Bukannya malah dikirim ke Tiongkok atau ke negara-negara di Asia Tenggara. Di mana sampah plastik kemungkinan akan dibakar atau hanya ditimbun begitu saja di tanah” ungkap Hocevar.masih dikutip dari the Guardian
Sampah yang dikirim dari negara maju ke negara berkembang terdiri dari beragam sampah rumah tangga. Mulai dari kantong plastik, wadah makanan, wadah minuman, kemasan kudapan, botol minuman, gelas kertas, gelas plastik, mainan, dan barang-barang elektronik.
Mengirim sampah ke negara berkembang dilakukan oleh negara maju karena melakukan daur-ulang sendiri biayanya sangat mahal. New York times misalnya, merilis artikel mengenai biaya membakar sampah di fasilitas daur ulang di Belanda empat kali lebih mahal daripada mengirim sampah ke Tiongkok. Membakar sampah memerlukan fasilitas tertentu sehingga asap yang dihasilkan tidak meracuni udara dan menyebabkan masalah bagi lingkungan.
Silakan baca konten menarik lainnya dari GenPI.co di Google News