
Hari ini semua perempuan di dunia patut berbangga karena sedang merayakan Hari Perempuan Internasional. Perjalanan panjang kehidupan kaum perempuan sangat menarik untuk disimak, juga dipelajari dan dikagumi. Karena merekalah peradaban ini berkembang dan menemukan kemajuan.
Sosiolog Gorontalo, Funco Tanipu memiliki catatan tersendiri tentang kehidupan perempuan di Gorontalo yang unik dan memiliki nilai budaya. Kerajaan Limboto dan Hulontalo memiliki beberapa pemimpin wanita, mereka memerintah kerajaan dengan baik, seperti Mbui Bungale.
Bahkan sebelum masa kerajaan, saat Gorontalo masih memasuki fase linula, sejumlah perempuan juga menjadi pemimpin.
"Sejarah mencatat pada tahun 1939, di Gorontalo pernah berdiri organisasi perempuan Iboe Setia. Dari nama terlihat bahwa kesetiaan adalah pokok dari organisasi perempuan ini. Baik setia pada Negara, pada Agama, dan juga keluarga," kata Funco Tanipu, Jumat (8/3).
Tidak hanya itu, pada tahun 1950-an organisasi Aisyah adalah salah satu organisasi perempuan Muhammadiyah yang menjadi penggerak perubahan Gorontalo.
Aisyah memiliki andil penting dalam dunia pendidikan di daerah ini. Merekalah yang mendorong kaum muda Gorontalo untuk menimba ilmu dengan mendirikan sekolah dan mendorong anak muda bersekolah di luar daerah pada jenjang pendidikan tinggi.
"Konstruksi cantik sama dengan putih menjadi beban bagi perempuan Gorontalo," lanjut Funco Tanipu.
Akibat penilaian putih dianggap lebih cantik, banyak perempuan Gorontalo yang akhirnya mengkonsumsi pemutih “skala instan” yang bertabur merkuri agar cepat ada “hasil”.
Silakan baca konten menarik lainnya dari GenPI.co di Google News