
Rafi mengatakan Pondok Bivak dibangun terinspirasi dari rumah sederhana yang dibuat saat mereka berkemah sebagai tempat berlindung dari panas, hujan dan gangguan dari luar seperti binatang buas dan lainnya.
Bahan-bahan yang digunakan terbuat dari alam. Seperti dindingnya terbuat dari potongan-potongan kayu yang di susun sejajar. Sedangkan atap terbuat dari daun ilalang. Persis seperti gubuk. Untuk menambah variasi, mereka membuat meja dan kursi untuk pengunjung yang ingin minum di tempat.
"Pintu-pintu juga dari potongan kayu. Sisi kiri, kanan, depan dan belakang itu kita buat bisa dibuka dan ditutup. Seperti diwarung-warung gitu." jelas pria yang sering disapa dengan panggilan Sulung itu.
Sebagai anak pecinta alam dan peduli lingkungan, Rafi dan teman-teman tetap menjaga kebersihan disekiling tempat mereka berdagang. Sampah-sampah dibuang di tempat yang telah mereka sediakan. Selain itu, anggota pecinta alam lainnya pun turut menjaga walaupun tidak berjualan.
"Menjaga lingkungan itu harus. Sampah-sampah plastik kita kumpulkan di satu tempat. Sampah-sampah plastik saya jadikan ecobrik. Nantinya sudah terkumpul mau saya buat kursi," tungkasnya.
Pria dengan rambut keriting itu menjelaskan bahwa ecobrick adalah bata yang ramah lingkungan dan menjadi salah satu dari sekian banyak cara mendaur ulang sampah plastik.
Silakan baca konten menarik lainnya dari GenPI.co di Google News