
Akbar khawatir karena takut dijadikan TKI ilegal. Maklum, saat itu berita tentang agen pencari kerja untuk dipekerjakan di Arab Saudi sebagai pembantu sedang marak.
Keterampilan Akbar mengambar hena di tangan para pengunjung paviliun Indonesia mendapat sambutan pengunjung. Selama menghena Akbar pun bercerita tentang keindahan berbagai objek wisata di Indonesia.
Melalui keterampilannya, Akbar pernah diajak oleh Kemenpar ke Dubai, ke pameran Pariwisata WTM London, ITB Berlin, Paris, Amsterdam, Madrid dan Kuala Lumpur.
“Benar-benar tidak pernah nyangka bisa keliling Eropa karena hena, dan bangga di umur segini, hobi aku berguna untuk media promosi pariwisata di kancah international,” ujarnya.
Diakuinya bila konsumen banyak yang antre, Akbar pun tidak tega. Kadang ia harus menahan lapar dan haus. Akan tetapi semua itu tidak terasa bila melihat mereka suka dengan lukisan hena.
Sering, katanya, pengunjung membandingkan atau meminta ditimpa lukisan hena sebelumnya yang mereka dapat dari negara lain, dengan lukisan hena dari Indonesia, dengan tambahan aksesoris, seperti gliter, dan manik-manik tampak lebih menarik.
Menurut Akbar, perjalanannya keliling Eropa menjadi kebanggaan bagi kedua orang tua dan menjadi cerita di antara temannya.
Bagi beberapa seniman sesama hena artist, Akbar berhasil mengangkat derajat mereka dengan mempromosikan dan mencetak prestasi di dunia seni ini, bahwa hena pun bisa menjadi hobi yang berkualitas dan mendatangkan uang, bahkan bisa keliling dunia dan cukup dipandang.
Silakan baca konten menarik lainnya dari GenPI.co di Google News