
Jika sudah dalam tahap overdosis, sabu akan menyebabkan kejang-kejang, peningkatan suhu tubuh dan kematian. Namun, pecandu narkoba sabu yang mendadak tak memakai lagi, baik karena tak memiliki akses ke sabu maupun karena ingin berhenti, biasanya juga akan melalui suatu fase bernama sakau atau sakaw.
Susah Bahagia
Saat pecandu sabu berhenti menggunakan, kadar dopamin dan reseptor dopamin yang tersedia dalam otak akan menurun drastis. Artinya, pecandu sabu yang mengalami gejala putus obat akan terjebak dalam keadaan anhedonia, alias ketidakmampuan untuk merasakan kenikmatan.
Anhedonia akan membuat individu tersebut hidup layaknya zombie. Hal-hal umum yang bisa membuat seseorang merasa bahagia tidak akan berdampak apapun pada pengguna sabu yang sakau dan baru menjalani rehabilitasi.
Kondisi anhedonia ini dapat menyebabkan mantan pengguna narkoba sabu yang masih bergelut dengan depresi untuk kembali kambuh. Kandungan kimia dalam shabu akan menyebabkan kembalinya lonjakan dopamin dalam otak yang bisa membantunya pulih dari hidup seperti mayat hidup.
Ancaman HIV/Aids
Yang paling mematikan, pengguna sabu juga memiliki risiko lebih tinggi untuk terkena HIV / AIDS. Obat dapat mempengaruhi penilaian dan mengurangi pengendalian diri. Seseorang yang berada di bawah pengaruh obat ini lebih mungkin terlibat dalam perilaku berisiko, seperti seks yang tidak aman.
Silakan baca konten menarik lainnya dari GenPI.co di Google News