
“Sinting untuk mencintainya? Sinting untuk hanya bisa menerima kenyataan bahwa dia dan pacarnya sudah menjalin hubungan bertahun-tahun dan tak mungkin aku goyahkan dengan kasih yang kuhamparkan? Aku cukup tahu diri untuk sekadar menjadi bayang ketika pria itu sejenak pergi dari kehidupan Valen. Aku sadar akan hal itu, Joe!”
“Itu mutlak keputusanmu, Dit. Aku sebagai teman cuma mengingatkan dan mempertanyakan tentang apa yang terjadi di depan mataku. Itu karena aku peduli. Namun, kembali ke dirimu. Aku yakin kamu sudah cukup dewasa untuk mengetahui setiap konsekuensi dari tindakan atau jalan yang kamu pilih. Mau sampai kapan?”
“Entahlah. Hanya pertanyaan itu yang belum bisa kujawab,”.
Adit terpekur, masih di pojokan kamar sempit rumah kost itu. Botol miras yang tadi digenggam kini kosong, terkulai tak jauh dari kakinya.
Bahkan rokok yang tadi terselip di jemarinya masih berada di sana. Mati karena lupa tak terisap atau sudah tak ada daya.
Adit tertidur karena mabuk, lelah, sakit hati. Besok dia akan terbangun dengan kepeningan yang dahsyat di kepalanya dan keheningan yang pekat di hatinya.
Dia harus menahan diri untuk seolah tak pernah mengenal Valen dalam hidupnya.
BACA JUGA: Inspirasi Nama Bayi Laki-Laki Islami, Artinya Bagus Banget
Silakan baca konten menarik lainnya dari GenPI.co di Google News