
Siapa bilang para penyandang disabilitas hanya jadi beban? Asian Para Games 2018 sudah menampilkan kemampuan mereka di bidang olahraga. Selain itu, mereka juga bisa berprestasi di bidang kreatif. Festival Bebas Batas 2018 membuktikannya.
Di Car Free Day Jakarta edisi Minggu (14/10), festival tersebut mendapatkan panggungnya. Galeri Nasional Indonesia dipilih sebagai pusat acara. Menjadi bagian dari euforia Asian Para Games 2018, festival ini hadir untuk memberi edukasi kepada masyarakat jika para disable dan difable juga memiliki kesetaraan dengan manusia pada umumnya.
Salah satu penampilan yang berhasil membetot perhatian pengunjung adalah suguhan tarian kreasi tradisional modern. Peraganya adalah empat orang penyandang down syindrom. Mereka tampil keren dengan kostum putih beraksen batik pada beberapa bagiannya. Di hadapan ratusan penonton, para remaja itu bergerak lincah dengan gerakan yang aktraktif.
Salah satu peserta tari bernama Shannon David mengaku gembira karena bisa ikut tampil di festival itu. Terlebih karena ia melihat penonton yang begitu antusias saat menyaksikan penampilan mereka. “Saya senang, terimakasih,” ucapnya dengan suara lantang.
Lydia, ibunda Shannon juga menampakan raut bahagia pada wajahnya. Ia beryukur karena orang-orang berkebutuhan khusus seperti anaknya mendapatkan panggung untuk menampilkan kreativitas.
“Senang sekali karena orang-orang berkebutuahn khusus dibuat khusus hari ini. Walau dalam kacamata umum, mereka kurang sempurna, namun dari mereka kita bisa belajar untuk mensyukuri kesempurnaan yang kita punyai,” ia menuturkan.
Festival Bebas Batas adalah festival pertama di Indonesia yang merayakan karya seni luar biasa dari para penyandang disabilitas. Festival Bebas Batas dan The Other Festival merupakan salah satu bagian dari UK/ID Festival 2018. Acara ini diharapkan dapat membantu untuk mendorong semangat kerja sama kesenian dan kolaborasi industri kreatif antara Inggris dan Indonesia.
Silakan baca konten menarik lainnya dari GenPI.co di Google News