
Imam mengatakan ini adalah festival berkonsep ramah lingkungan pertama yang digelar di Temanggung, sejauh penyelenggaraan menurut dia, tidak ada masalah berarti dalam menerapkan konsep minim sampah tersebut.
Sementara itu Ketua Karang Taruna Wijaya Tri Supono, selaku panitia lokal dari desa Lamuk Gunung mengatakan keinginan Festival Sindoro Sumbing untuk memberdayakan komunitas desa dan menggunakan sumber daya yang ada memang sejalan dengan keinginan warga Lamuk Gunung.
"Ini bukan hanya acara satu pihak saja, ini adalah acara bersama, kebetulan ide desa dengan ide panitia utama sudah sejalan. Misalnya ide untuk memanfaatkan bahan-bahan yang ada seperti rigen, bambu dan janur," kata Tri Supono.
Untuk panggung acara di Lamuk Gunung, mereka menggunakan atap rumah salah satu warga. Atap rumah masyarakat di Lamuk Gunung rata-rata datar, karena difungsikan sebagai lahan menjemur tembakau, dekorasinya menggunakan rigen milik warga. Saat ini belumlah masa panen tembakau, jadi rigen-rigen tersebut masih belum digunakan warga untuk menjemur tembakau.
Agar para peserta tidak kepanasan mereka menggunakan paranet sebagai naungannya, setelah acara, paranet tersebut dapat digunakan kembali untuk pembibitan. (ANT)
Simak juga video ini:
Silakan baca konten menarik lainnya dari GenPI.co di Google News