Kisah Serabi Afizah dan Arzan

Kisah Serabi Afizah dan Arzan - GenPI.co
Serabi bikinan Afizah dan Arzan. (Foto: Dorothea Suzana/GenPI.co)

Seperti bahan adonan original kue serabi pada umumnya, serabi kali ini oleh Afizah diberi dua pilihan pelengkap. Ada yang menggunakan gula putih, sementara yang lain memanfaatkan dan gula kelapa.  Setelah matang, serabi diangkat dari cetakan, kemudian disajikan dililit dengan selembar daun pandan. Hal itu  menambah aroma khas pada kue serabi buatan pasangan itu.

Serabi buatan Afizah dan Arzan tidak mahal. Dua potong ditebus dengan Rp2500 saja. Lantaran murah, serabi yang mereka buat selalu ludes. 

dijual dengan harga yang sangat terjangkau 2500 untuk sepasang serabi, jajanan pasar ini selalu habis terjual. saat ikut menemani mereka berjualan saya pun harus merelakan pesanan serabi saya akhirnya menjadi milik orang lain.

Setelah semua pembeli dilayani, Afizah dan Arzan rehat sejenak. Mereka lalu bercerita mengenai masalah kecil saat berjualan, yakni borosnya penggunaan minyak tanah. 

Keduanya berharap menemukan kompor gas dengan rancangan khusus empat mata akan sangat membantu dia dan Arzan bisa lebih cepat melayani para pembeli.

"Minyak tanah sudah sangat langkah. Apalagi sudah tambah mahal, " tutur Afizah lagi sambil merapikan beberapa peralatan jualan mereka yang berserakan. 

Ia juga  bercerita sudah mencari ke beberapa tempat di kota Palu.  Tapi belum juga menemukan jenis kompor gas yang diinginkannya.

Simak juga video menarik berikut

Silakan baca konten menarik lainnya dari GenPI.co di Google News

Berita Sebelumnya
Berita Selanjutnya