
Ages kemudian memisahkan anggota komunitasnya menjadi beberapa kelas sesuai kemampuan.
Bukan cuma bermain musik, dia mengatakan komunitasnya juga membuat Taman Suropati mengandung unsur rekreatif, edukatif, dan kreatif.
Sementara itu, Ages menuturkan nama komunitasnya makin besar ketika ada satu wartawan tabloid yang datang ke Taman Suropati untuk meliput.
BACA JUGA: Komunitas Maze Production Lahirkan Empat Film Indie
"Ternyata dia juga mengetahui komunitas saya dari berita BBC," ujarnya.
Ages mengatakan setelah peristiwa itu, makin banyak media yang datang untuk mewawancarai Taman Suropati Chamber.
BACA JUGA: BMKG Nyalakan Alarm Bahaya, Selatan Jakarta Ada Patahan Sesar
Di sisi lain, Ages menyatakan komunitasnya juga tak memandang ras atau strata ekonomi. Dengan demikian, setiap orang bisa bergabung dengan Taman Suropati Chamber.
Dia mengakui pada awal kemunculannya Taman Suropati Chamber pernah mencoba mengadakan event musik di Thamrin City.
BACA JUGA: Kabar Terbaru dari RS Wisma Atlet, Pasien Covid-19 Bertambah
"Saya bawa 600 orang dan di situ ada Paspampres yang mendengar juga," kata dia.
Silakan baca konten menarik lainnya dari GenPI.co di Google News