
GenPI.co - Uni Eropa memberlakukan bea masuk terhadap impor kendaraan listrik dari China mulai Rabu setelah pembicaraan antara Brussels dan Beijing gagal menemukan solusi yang bersahabat untuk sengketa perdagangan mereka.
Dilansir AP News, kendaraan listrik telah menjadi titik api utama dalam sengketa perdagangan yang lebih luas mengenai pengaruh subsidi pemerintah Cina terhadap pasar Eropa dan maraknya ekspor teknologi hijau Beijing ke blok tersebut.
"Dengan mengadopsi langkah-langkah proporsional dan terarah ini setelah penyelidikan yang ketat, kami mendukung praktik pasar yang adil dan basis industri Eropa," kata Wakil Presiden Eksekutif Komisi Eropa Valdis Dombrovskis pada hari Selasa.
BACA JUGA: AS Sesalkan Keputusan Swiss yang Tidak Menerapkan Sanksi Terbaru Uni Eropa ke Rusia
"Secara paralel, kami tetap terbuka terhadap kemungkinan solusi alternatif yang efektif dalam mengatasi masalah yang teridentifikasi dan sesuai dengan (Organisasi Perdagangan Dunia)," imbuhnya.
Bea masuk akan tetap berlaku selama lima tahun, kecuali ditemukan solusi yang bersahabat.
BACA JUGA: Intel Menang atas Uni Eropa Setelah Pengadilan Tinggi Dukung Pembatalan Denda
Menurut komisi tersebut, yang mengelola sengketa perdagangan atas nama 27 negara anggota UE, penjualan mobil listrik buatan China melonjak dari 3,9% pasar EV pada tahun 2020 menjadi 25% pada September 2023, sebagian karena pemotongan harga industri UE yang tidak adil.
Bea masuk bagi produsen China akan sebesar 17% untuk mobil buatan BYD, 18,8% untuk mobil buatan Geely, dan 35,3% untuk kendaraan yang diekspor oleh SAIC milik negara China.
BACA JUGA: Seruan Gencatan Senjata Tidak Didengar, Pejabat Uni Eropa Geram
Geely memiliki merek termasuk Polestar dan Volvo dari Swedia, sementara SAIC memiliki MG dari Inggris, salah satu merek kendaraan listrik terlaris di Eropa.
Silakan baca konten menarik lainnya dari GenPI.co di Google News