
GenPI.co - Nilai subsidi energi yang berpotensi tidak tepat sasaran mencapai Rp100 triliun.
Hal ini dari total alokasi subsidi dan kompensasi energi tahun ini sebesar Rp435 triliun.
Hal ini diungkapkan Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Bahlil Lahadalia.
BACA JUGA: Pertamina Sidak Elpiji Bersubsidi Usaha Batik dan Laundry di Solo, Ini Hasilnya
“Jujur saya katakan ya, kurang lebih sekitar 20-30 persen subsidi BBM dan listrik itu berpotensi tidak tepat sasaran, dan itu gede angkanya, kurang lebih Rp100 triliun,” kata Bahlil, dikutip Senin (4/11).
Bahlil menemukan potensi penyaluran subsidi energi yang tidak tepat sasaran ini dari berbagai laporan PLN, Pertamina dan BPH Migas.
BACA JUGA: Mulai Hari Ini, Harga BBM Nonsubsidi Turun
“Nah, kami menengarai dalam berbagai laporan yang masuk, baik PLN, Pertamina, maupun BPH Migas, dari subsidi BBM dan listrik itu kami melihat ada potensi yang tidak tepat sasaran,” papar dia.
Bahlil mengungkapkan pemerintah menyediakan subsidi dengan tujuan untuk disalurkan kepada warga negara yang berhak.
BACA JUGA: Subsidi KRL Pakai NIK Mulai 2025, Menhub Buka Suara
“Tidak mau kan subsidi yang harusnya itu untuk saudara-saudara kita yang ekonominya belum bagus, kemudian malah diterima oleh saudara-saudara kita yang ekonominya sudah bagus,” tutur dia.
Silakan baca konten menarik lainnya dari GenPI.co di Google News