
GenPI.co - Ekonomi dunia, yang diguncang konflik dan meningkatnya persaingan geopolitik, terancam terjebak dalam kondisi pertumbuhan lambat dan utang tinggi, demikian peringatan kepala Dana Moneter Internasional (IMF) pada hari Kamis.
Dilansir AP News, ia juga mendesak para pemimpin China untuk mengambil tindakan lebih tegas guna menghidupkan kembali ekonomi negara mereka yang sedang lesu atau berisiko mengalami penurunan pertumbuhan ekonomi.
"Ini adalah masa yang mencemaskan,'' kata direktur pelaksana IMF, Kristalina Georgieva, kepada wartawan selama pertemuan musim gugur IMF dan lembaga saudaranya, Bank Dunia.
BACA JUGA: Pengeluaran untuk Militer Melonjak, Perekonomian Israel Masih Tetap kuat
IMF memperkirakan ekonomi global akan tumbuh tahun ini pada tingkat yang Georgieva sebut sebagai "anemia" sebesar 3,2%.
Perdagangan global lesu di tengah konflik dan meningkatnya ketegangan geopolitik, termasuk hubungan yang dingin antara dua ekonomi terbesar di dunia , Amerika Serikat dan China.
BACA JUGA: Aturan Baru Kemenkeu Langsung di Bawah Presiden, Tak Lagi di Kemenko Perekonomian
"Perdagangan bukan lagi mesin pertumbuhan yang kuat,'' katanya. "Kita hidup dalam ekonomi global yang lebih terfragmentasi.''
Pada saat yang sama, banyak negara berjuang mengatasi utang yang mereka tanggung untuk memerangi pandemi COVID-19.
BACA JUGA: Ekonomi China Tumbuh 4,6 Persen pada Kuartal Terakhir, Lebih Rendah dari Target
IMF memperkirakan utang pemerintah di seluruh dunia akan mencapai USD 100 triliun tahun ini.
Silakan baca konten menarik lainnya dari GenPI.co di Google News