
Para pembuat kebijakan di Beijing telah mengumumkan serangkaian langkah untuk meningkatkan ekonomi, termasuk mengalokasikan 200 miliar yuan (USD 28,2 miliar) dari anggaran tahun depan untuk proyek belanja dan konstruksi.
Selama akhir pekan, Menteri Keuangan Lan Foan menegaskan kembali bahwa pemerintah masih mempertimbangkan lebih banyak langkah untuk mendorong pertumbuhan yang lebih cepat.
Tetapi Lan dan pejabat lainnya belum memberikan stimulus dalam skala yang menurut para ekonom diperlukan untuk mengeluarkan perekonomian dari keterpurukannya.
BACA JUGA: Rusia Melancarkan Serangan Udara Keempat ke Wilayah Pengekspor Gandum Ukraina
Sepanjang tahun ini, hingga akhir September, ekspor China telah meningkat 4,3% dari tahun ke tahun, dibantu oleh peningkatan pengiriman mobil, yang meningkat lebih dari 20%, menurut laporan ING Economics. Namun, ekspor secara keseluruhan melambat.
"Dengan terhentinya mesin pertumbuhan ini, area ekonomi lainnya seperti investasi dan konsumsi perlu ditingkatkan untuk menyelesaikan tujuan pertumbuhan tahun ini," kata laporan itu, mengacu pada target pemerintah sebesar sekitar 5% pertumbuhan ekonomi tahunan tahun ini.
BACA JUGA: Defisit Perdagangan Jepang Meningkat, Ekspor dan Impor Tidak Mencapai Perkiraan
Jika pemerintah menepati janji untuk meningkatkan pengeluaran, hal itu dapat memicu impor yang lebih kuat dari berbagai barang termasuk bahan industri, kata Zichun Huang dari Capital Economics dalam sebuah catatan.
Awal tahun ini, sektor ekspor China menjadi faktor utama yang mendukung produsennya. (*)
BACA JUGA: Melampaui Perkiraan, Ekspor China pada Agustus Tumbuh Pesat Sebesar 8,7 Persen
Simak video menarik berikut:
Silakan baca konten menarik lainnya dari GenPI.co di Google News