
GenPI.co - Makin banyak pemerintah, organisasi perdagangan internasional, dan bisnis yang mendesak Uni Eropa untuk mempertimbangkan kembali regulasi deforestasi yang akan mulai berlaku pada bulan Desember.
Dilansir AP News, kritikus peraturan tersebut mengatakan peraturan tersebut akan mendiskriminasi negara-negara yang memiliki sumber daya hutan dan merugikan ekspor mereka.
Pendukung Peraturan Deforestasi Uni Eropa, disingkat EUDR, mengatakan peraturan tersebut akan membantu memerangi degradasi hutan dalam skala global.
BACA JUGA: Inflasi di Eropa Turun di Bawah 2% dan Membuka Jalan bagi Penurunan Suku Bunga
Beberapa asosiasi komoditas mengatakan mereka mendukung tujuan regulasi tersebut tetapi kesenjangan dalam implementasinya dapat merugikan bisnis mereka.
Organisasi lingkungan telah menyuarakan dukungannya, dengan mengatakan EUDR akan membantu memperlambat deforestasi global, yang merupakan sumber emisi karbon terbesar kedua setelah bahan bakar fosil.
BACA JUGA: Terjun ke Dunia MotoGP, Pertamina Optimistis Makin Dikenal di Eropa
Peraturan Deforestasi UE yang saat ini dijadwalkan mulai berlaku pada tanggal 30 Desember akan melarang penjualan produk turunan hutan di blok 27 negara tersebut jika perusahaan tidak dapat membuktikan bahwa produk mereka tidak terkait dengan deforestasi.
Cakupannya luas, meliputi kakao, kopi, kedelai, sapi, minyak sawit, karet, kayu, dan produk turunan dari komoditas ini.
BACA JUGA: Negara Anggota Uni Eropa Memilih Mengenakan Bea Masuk untuk Kendaraan Listrik China
Untuk menjual produk tersebut di Eropa, perusahaan besar harus membuktikan bahwa produk tersebut berasal dari lahan yang hutannya belum ditebang sejak 1 Januari 2021, terlepas dari apakah penebangan hutan tersebut legal di negara asal.
Silakan baca konten menarik lainnya dari GenPI.co di Google News