
Akan tetapi, tantangan perubahan iklim dan praktik monokultur yang menyebabkan deforestasi dan kerusakan lahan gambut memperparah emisi karbon.
KEM mendorong penerapan praktek agroforestri dan pertanian regeneratif sebagai alternatif berkelanjutan yang dapat mengurangi emisi sekaligus menjaga keseimbangan ekosistem.
“Saat ini kita berlomba dengan deforestasi dan degradasi lahan yang terus terjadi. Oleh karena itu, kita butuh teknologi pertanian yang mutakhir dan sumber daya manusia yang andal untuk meningkatkan produktivitas lahan dengan metode ramah iklim,” ungkap Rama Manusama.
BACA JUGA: IDEAFEST 2024 “ i ” Kontribusi Tingkatkan Pertumbuhan Ekonomi Kreatif Indonesia
Sementara itu, Vivi Laksana menyampaikan pertumbuhan minat investor di sektor pertanian yang tidak secepat sektor teknologi lainnya.
“Oleh karena itu, pendekatan blended finance-antara sektor dan swasta membantu mengurangi risiko investor dan membuka akses pembiayaan lebih luas, terutama untuk sektor basis lahan seperti pengembangan hilirisasi komoditas,” kata Vivi.
BACA JUGA: Luhut Pandjaitan hadir di IdeaFest 2023, Beri Pesan Khusus
Saniy Priscila menyebut petani lokal sebetulnya sangat memahami metode, jenis tanaman, dan teknologi yang diwariskan turun-temurun.
“Namun, beberapa jenis teknologi modern malah menimbulkan dampak negatif, seperti traktor yang mengurangi kemampuan tanah menyerap air,” ujar Saniy. (*)
BACA JUGA: Misi Arifin Putra Jadi Angel Investor Dibeber Di IdeaFest 2023
Silakan baca konten menarik lainnya dari GenPI.co di Google News