
GenPI.co - Fasilitas produksi kimia senilai USD 1,3 miliar yang akan dibangun di Louisiana oleh konglomerat Jepang Mitsubishi dipertanyakan secara ekonomi dan secara tidak perlu meningkatkan emisi gas rumah kaca, menurut laporan lembaga pemikir energi yang dirilis Senin.
Dilansir AP News, pabrik Mitsubishi yang diusulkan adalah "proyek yang salah, di tempat dan waktu yang salah, dengan skenario keuangan yang salah," kata laporan dari Institut Ekonomi Energi dan Analisis Keuangan, atau IEEFA, sebuah lembaga nirlaba yang berbasis di Ohio.
Mitsubishi Chemical Group akan mampu memproduksi 350.000 ton metil metakrilat, atau MMA, setiap tahunnya, komponen kimia yang ditemukan dalam semen, perekat, tekstil, dan plastik.
BACA JUGA: Jepang Bermitra dengan Kamboja untuk Berbagi Pengetahuan Penjinakan Ranjau
Fasilitas tersebut juga akan menjadi salah satu dari 50 penghasil emisi gas rumah kaca terbesar di negara bagian tersebut, menurut data dari Badan Perlindungan Lingkungan.
Fasilitas tersebut sedang dibangun di Ascension Parish, di sepanjang Sungai Mississippi antara Baton Rouge dan New Orleans yang dikenal sebagai "lorong kanker" karena polusi industrinya yang berat.
BACA JUGA: Jepang Menerbitkan Uang Kertas Pertama dalam Dua Dekade untuk Melawan Pemalsuan
Fasilitas tersebut akan melepaskan lebih dari 780.000 ton karbon dioksida setiap tahunnya meskipun terdapat proses produksi alternatif yang tidak terlalu bergantung pada bahan bakar fosil, sebagaimana dicatat dalam laporan IEEFA.
Mitsubishi menyatakan pada tahun 2022 bahwa fasilitas yang diusulkan di Louisiana “mencapai jejak karbon serendah mungkin untuk produksi MMA.”
BACA JUGA: Jepang Berhasil Meluncurkan Satelit Observasi Bumi Canggih dengan Roket Andalannya H3
Proses produksi berbasis gas alam pada fasilitas yang diusulkan juga dimaksudkan untuk membantu industri beralih dari metode dominan produksi berbasis sianida.
Silakan baca konten menarik lainnya dari GenPI.co di Google News