Perkuat Komitmen Ekonomi Sirkular, CCEP Indonesia Dukung Transformasi Bank Sampah

Perkuat Komitmen Ekonomi Sirkular, CCEP Indonesia Dukung Transformasi Bank Sampah - GenPI.co
Ilustrasi. Coca-Cola Europacific Partners Indonesia (CCEP Indonesia) mendukung terwujudnya pendekatan ekonomi sirkular melalui transformasi Bank Sampah. (envato elements/By LightFieldStudios)

GenPI.co - Coca-Cola Europacific Partners Indonesia (CCEP Indonesia) menegaskan komitmennya terhadap penanganan persoalan sampah di Indonesia dengan mendukung terwujudnya pendekatan ekonomi sirkular melalui transformasi Bank Sampah.

Komitmen ini disampaikan pada acara Rapat Koordinasi Nasional Bank Sampah 2024 di Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan Republik Indonesia.

Lucia Karina, Direktur Public Affairs, Communications, and Sustainability CCEP Indonesia menyampaikan pentingnya peran Bank Sampah dalam mencapai target pengelolaan sampah yang dicanangkan Pemerintah Indonesia.

BACA JUGA:  Kamp di Gunung Everest Dipenuhi Sampah, Pembersihan Bisa Butuh Waktu Bertahun-tahun

Menurut dia, Bank Sampah bukan sekadar wadah pengumpulan sampah, melainkan katalis perubahan pola pikir masyarakat tentang pengelolaan sumber daya.

"Melalui Bank Sampah, kita dapat mengubah paradigma sampah dari masalah menjadi sumber daya ekonomi dan sosial," katanya dalam keterangan resmi, Selasa (9/7/2024).

BACA JUGA:  Korea Selatan Sebut Korea Utara Telah Melanjutkan Peluncuran Balon Sampah

Karina menjelaskan bahwa Bank Sampah memiliki peran penting dalam mendorong perilaku pemilahan sampah, menciptakan nilai ekonomi, memberdayakan perempuan, hingga menciptakan tatanan sosial yang berkeadilan gender.

Mengingat peran krusial tersebut, CCEP Indonesia berkomitmen untuk terus mendukung transformasi Bank Sampah di Indonesia.Karina mengungkapkan bahwa Bank Sampah menghadapi berbagai tantangan dalam keberlangsungan operasionalnya.

BACA JUGA:  Di Tengah Teriknya Cuaca Panas, Warga Gaza Dikelilingi Limbah dan Sampah

Berdasarkan temuan di lapangan, tantangan tersebut meliputi kurangnya pembeli tetap bahan daur ulang, keterbatasan kapasitas pengelolaan sampah dan keterampilan bisnis, fluktuasi harga material daur ulang, hingga hambatan peningkatan skala operasional.

Silakan baca konten menarik lainnya dari GenPI.co di Google News

Berita Sebelumnya
Berita Selanjutnya