
GenPI.co - Statistisi Ahli Madya & ketua Tim Neraca Wilayah dan Analisis Statistik BPS Jabar, Yuni Anggorowati mengatakan peningkatan impor barang konsumsi perlu diwaspadai.
Menurut Yuni, tata kelola dibutuhkan untuk menjaga stabilitas industri domestik dan mendukung peningkatan kualitas produk.
"Pembahasan dan pengkajian regulasi dan kebijakan sektor industri perlu melibatkan berbagai pihak," ujar dalam acara "Menilik Kemandirian Industri Melalui Perspektif Importasi di Jawa Barat" yang diselenggarakan Ikatan Wartawan Ekonomi dan Bisnis (IWEB), Kamis (27/6/2024).
BACA JUGA: China Akan Membatasi Ekspor Peralatan Penerbangan dan Teknologi Ruang Angkasa
Dia menambahkan, kerja sama pemerintah dan pelaku industri serta berbagai pihak dalam kebijakan ekspor dan impor perlu terus dilakukan.
Nilai ekspor Jawa Barat April 2024 mencapai USD 2,50 miliar atau turun 21,79 persen dibanding Maret 2024. Demikian pula jika dibandingkan April 2023
naik 10,84 persen.
BACA JUGA: Pengiriman Mobil dan Mesin Menguat, Ekspor Jepang Naik Hampir 8 Persen pada Februari
Ekspor Nonmigas April 2024 mencapai USD 2,46 miliar, turun 22,44 persen dibanding Maret 2024. Namun berbeda dengan ekspor Migas yang naik
sebesar 75,86 persen.
Pengamat ekonomi Unibversitas Pasundan (Unpas) Acuviarta Kartabi mengatakan secara kumulatif, nilai ekspor Jawa Barat Januari-April 2024 mencapai USD 11,64 miliar atau naik 1,71 persen dibanding periode yang sama tahun 2023.
BACA JUGA: China Menyalip Jepang sebagai Eksportir Kendaraan Terbesar di Dunia pada 2023
Demikian juga ekspor Nonmigas mencapai USD 11,53 miliar atau naik 1,78 persen.
Silakan baca konten menarik lainnya dari GenPI.co di Google News