
GenPI.co - Perekonomian Jepang menyusut pada tingkat tahunan sebesar 2% pada kuartal pertama tahun ini, karena konsumsi dan ekspor menurun, kata pemerintah pada Kamis.
Dilansir AP News, meskipun angka pengangguran relatif rendah di negara dengan perekonomian terbesar keempat di dunia ini, yakni sekitar 2,6%, pertumbuhan upah masih lambat dan harga-harga naik sebagian karena melemahnya yen terhadap dolar AS.
Secara triwulanan, produk domestik bruto (PDB) yang disesuaikan secara musiman, ukuran nilai produk dan jasa suatu negara, turun 0,5% pada periode Januari-Maret, menurut Kantor Kabinet.
BACA JUGA: Perekonomian China Melambat, Perusahaan Eropa Pesimistis
Tarif tahunan mengukur apa yang akan terjadi jika tarif triwulanan berlangsung selama satu tahun.
Yen Jepang telah diperdagangkan pada posisi terendah dalam tiga dekade baru-baru ini, dengan dolar AS berharga sekitar 155 yen.
BACA JUGA: Elon Musk Kunjungi China, Tesla Disebut Contoh Kerja Sama Ekonomi yang Sukses
Hal ini telah membantu pariwisata namun merugikan daya beli, terutama bagi negara yang mengimpor hampir seluruh energinya.
Hasil terbaru secara umum lebih buruk dari perkiraan para analis. Belanja konsumen yang lesu merupakan masalah besar karena konsumsi swasta menyumbang setengah dari aktivitas perekonomian Jepang.
BACA JUGA: Sektor Jasa Keuangan Jabar Tetap Kontributif Mendukung Pertumbuhan Ekonomi Nasional
Yang juga menghambat pertumbuhan adalah masalah yang terjadi pada anak perusahaan pembuat mobil Toyota Motor Corp., meskipun produksinya kini kembali meningkat.
Silakan baca konten menarik lainnya dari GenPI.co di Google News