
Contohnya, Anda dapat menggunakan tools analytics untuk melihat tipe-tipe konsumen Anda. Tipe-tipe konsumen ini dapat dijadikan dasar untuk menentukan harga produk dan jenis barang yang dijual agar bisa memaksimalkan keuntungan.
Marketing 4C melihat biaya adalah cerminan dari total usaha kepemilikan yang dikeluarkan untuk memuaskan keinginan konsumen, tidak seperti marketing 4P yang hanya mempertimbangkan harga dari modal yang dikeluarkan.
Berdasarkan elemen biaya marketing 4C, konsumen rela mengeluarkan biaya besar selama produknya sesuai dengan keinginan mereka.
3. Communal Activation: Berjualan Tidak Harus Mempunyai Toko
BACA JUGA: Bangkrut Karena Judi Online, Arfin dan Istri Bangkit, Omzet Bisnis Rp 300 Juta
Berkembangnya platform jual beli online (e-commerce dan media sosial) membuat penjualan offline tidak lagi menjadi pilihan utama. Usaha kecil dan menengah pun bisa langsung memulai berjualan tanpa harus memikirkan tempat.
Anda bisa memulai sebuah komunitas yang seiring dengan nilai brand yang dimiliki. Dengan ini, Anda dapat menargetkan jauh lebih banyak orang dan menghasilkan penjualan yang jauh lebih tinggi.
BACA JUGA: Tinggalkan Gaji Besar di BUMN, Raka Bisnis Keripik Kentang, Hasilnya Gede
Namun, anda juga harus melakukan riset dan mengetahui saluran di mana pelanggan biasa mencari produk. Setelah itu, jual produk sesuai dengan kebiasaan mereka dan hilangkan semua hambatan yang dihadapi saat membeli produk.
Marketing 4C sangat mengutamakan kenyamanan pelanggan, tidak hanya ketika tatap muka tapi juga ketika belanja di online.
4. Conversation: Metode Pemasaran Melibatkan Konsumen
BACA JUGA: Diejek Karena Miskin, Lulu Laila Bisnis Donat Kekinian, Banjir Cuan
Dalam marketing 4C, Anda perlu mengubah strategi promosi, dimana Anda berjualan tidak untuk menjual barang/jasa yang ditawarkan melainkan menciptakan sebuah conversation dengan konsumen untuk memberikan layanan dan pengalaman yang terbaik.
Silakan baca konten menarik lainnya dari GenPI.co di Google News