
GenPI.co - Pemerintah akan melanjutkan program Prakerja pada 2023 untuk menjaga pertumbuhan ekonomi tetap tinggi di angka 4,7 sampai 5,3 persen.
Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto menjelaskan Kartu Prakerja menjadi program dengan platform teknologi.
“Apabila dengan sistem analog atau manual, tidak mungkin ada satu kementerian bisa meng-handle pendaftaran 40,8 juta dan memprosesnya,” kata Airlangga.
BACA JUGA: Airlangga Hartarto Tekankan Sinergi untuk Kendalikan Inflasi
Menurut Airlangga, hal itu tidak akan bisa berjalan kalau tak menggunakan digital atau AI.
“Termasuk juga bagaimana menyeleksi inclusiveness. Kalau kita tidak menyaring dengan teknologi, tentu akan sulit," ujar Airlangga.
BACA JUGA: Hadapi Tantangan Ekonomi 2023, Airlangga Genjot Investasi
Airlangga menjelaskan hingga saat ini Kartu Prakerja telah menjangkau sekitar 3% penyandang disabilitas, 2,9% Pekerja Migran Indonesia, 47,59% penerima dari 212 Kabupaten/Kota lokus prioritas pengentasan kemiskinan ekstrem tahun 2020-2022, 19% berpendidikan SD atau sederajat, dat 49% perempuan.
Tahun ini pun sedikitnya, sudah Rp 8,72 triliun insentif yang disalurkan.
BACA JUGA: Jaga Ketahanan Ekonomi 2023, Airlangga Dorong Investasi dan Lapangan Kerja
Melihat keberhasilan dari program ini dan telah masuknya ke era new normal, pemerintah melalui Komite Cipta Kerja diharapkan bisa melanjutkan Kartu Prakerja secara offline dengan skema normal.
Silakan baca konten menarik lainnya dari GenPI.co di Google News