
HJE LPG 3 kg sebesar Rp 4.250 per kg dengan harga keekonomiannya mencapai Rp 18.500.
Tak hanya itu, membengkaknya subsidi dan kompensasi energi ini juga disebabkan oleh kuota volume penyaluran BBM subsidi jenis solar dan pertalite yang diperkirakan melampaui target yang tercantum dalam APBN pada akhir tahun ini.
Saat ini realisasi konsumsi solar bulan Januari-Juli 2022 telah mencapai 9,88 juta kiloliter atau 65 persen dari kuota, dan realisasi konsumsi pertalite bulan Januari-Juli telah mencapai 16,84 juta kiloliter atau 73 persen dari kuota.
BACA JUGA: Sri Mulyani Sebut Subsidi Energi Rp 502 Trilun Bisa Bangun 3.333 Rumah Sakit
Dengan demikian, diperkirakan konsumsi solar hingga akhir 2022 akan mencapai 17,44 juta kiloliter atau 115 persen dari kuota yang tercantum dalam APBN 2022 sebesar 15,10 juta kiloliter.
Sementara, untuk konsumsi pertalite akan mencapai 29,07 juta kiloliter atau 126 persen dari kuota yang tercantum dalam APBN sebesar 23,05 juta kiloliter.
BACA JUGA: Sri Mulyani Kirim Sinyal Bahaya, APBN Bisa Jebol
Seperti diketahui, pemerintah telah mengalokasikan anggaran subsidi dan kompensasi energi tahun ini sebesar Rp 502,4 triliun.
Anggaran ini terbagi menjadi subsidi energi sebesar Rp 208,9 triliun, kompensasi energi sebesar Rp 234,6 triliun dan kurang bayar kompensasi energi tahun lalu sebesar Rp 108,4 triliun.(Ant)
BACA JUGA: Sri Mulyani Beri Kabar Buruk soal Solar dan Pertalite, Warga Indonesia Harus Tahu
Simak video pilihan redaksi berikut ini:
Silakan baca konten menarik lainnya dari GenPI.co di Google News