
GenPI.co - Saya ingat Johnny Gerard Plate. Hari itu saya ingin nonton Piala Presiden. Siaran langsung TV lokal diacak. Di apartemen saya.
"Bisa nonton di kantor?" tanya saya.
"Bisa. Jam 20.30, kan?" jawab teman kantor.
BACA JUGA: Catatan Dahlan Iskan: Ritme Putin
Ia tahu: sebenarnya tidak bisa. TV di kantor itu TV lama: masih analog, sedangkan siaran TV sekarang digital.
Rupanya ia lari dulu ke toko elektronik. Ia beli STB. Entah mengapa alat itu disebut set top box.
BACA JUGA: Catatan Dahlan Iskan soal Penembakan Juara Dunia: Anna Colina
Itulah protokol elektronik. Agar TV analog bisa menangkap siaran digital. Harganya Rp 250.000.
"Orang-orang kampung harus beli STB. Saya tadi ikut mereka saja," katanya.
BACA JUGA: Catatan Dahlan Iskan soal Hong Kong: Tanpa Jumbo
Itu berarti pengeluaran baru bagi rakyat bawah. Itulah salah satu alasan mengapa digitalisasi siaran TV tertunda-tunda. Kasihan mereka.
Silakan baca konten menarik lainnya dari GenPI.co di Google News