
Yang satu untuk umum. Satunya lagi khusus untuk batu bara –sedang dalam pengerjaan.
Jembatan untuk umum itu bisa disebut jembatan masa depan. Belum ada sambungan jalan di sebelah ''sono'-nya. Tidak ada juga desa atau kota lain di ''sono''. Yang ada kebun sawit melulu.
Jalan umum itu juga dibangun oleh Bayan. Juga sepanjang 100 km. Akan diserahkan ke masyarakat juga. Letak jalan umum ini juga di sebelah jalan batu bara.
BACA JUGA: Arteria Dahlan Desak RKUHP Harus Segera Disahkan
Jadi, di samping membangun ''landasan pesawat'' sepanjang 100 km, Bayan juga membangun jalan masyarakat sepanjang itu pula.
Itu melebihi Jakarta-Subang. Atau Surabaya-Malang. Hampir sama dengan Medan ke Danau Toba. Atau, ini dia: lebih panjang dari panjangnya pulau Singapura.
BACA JUGA: Catatan Dahlan Iskan soal Orang Kaya Indonesia: Jadi WNI
Tanah Singapura itu, dari pantai timur ke pantai barat hanya 50 Km. Dari utara ke selatan lebih pendek lagi: 35 km.
Jadi, masyarakat mana yang akan melewati jalan 100 km itu nanti? Bukankah hampir tidak ada penduduk di kawasan itu?
BACA JUGA: Catatan Dahlan Iskan soal Orang Kaya: Durian Low
Mungkin justru truk pengangkut sawit yang akan lebih banyak melewatinya. Sawit rakyat dan sawit perusahaan lain.
Silakan baca konten menarik lainnya dari GenPI.co di Google News