
"Harga energi dan komoditas telah meningkat lebih jauh dan membuat prospek inflasi lebih rumit," kata You-Na Park-Heger, analis di Commerzbank Research.
Jika harga minyak naik menjadi USD 125 dolar AS per barel atau lebih tinggi selama dua kuartal, itu akan menghasilkan sekitar setengah persen lebih rendah dalam pertumbuhan PDB global.
Selanjutnya inflasi akan tinggi sehingga memengaruhi daya beli konsumen.
BACA JUGA: Menakar Kenaikan Harga Minyak Akibat Perang Rusia-Ukraina
Para ahli mengingatkan akan lebih banyak volatilitas di pasar karena risiko geopolitik atas krisis Ukraina tetap tinggi.
"Krisis tetap menjadi sumber volatilitas lanjutan untuk waktu yang lama sampai titik kebuntuan baru tercapai," kata Mark Haefele, kepala investasi di UBS Global Wealth Management. (*)
BACA JUGA: Minyak Goreng Masih Dibatasi, Wagub Riza Sebut Pemerintah Pusat
Video viral hari ini:
Silakan baca konten menarik lainnya dari GenPI.co di Google News