
“Skenario rendah karbon ini akan kami fokuskan pada sektor transportasi dan industri,” tuturnya.
Lebih lanjut, Airlangga mengatakan bahwa pemerintah menargetkan energi baru dan terbarukan (EBT) sebesar 23 persen pada 2025.
Meskipun begitu, ada hal yang harus diselesaikan oleh pemerintah agar bisa mencapai target tersebut.
BACA JUGA: Mabes Polri Tegas, Indra Kenz Tak Bisa Berkutik
Pertama, menentukan kebijakan harga untuk EBT harus lebih menarik. Sebab, penentuan harga yang menarik dan stabil akan menentukan kelayakan dari EBT.
“Misalnya, untuk rooftop solar cell yang kami targetkan di Pulau Jawa sekitar lebih dari 5 GW. Kebijakan ini ditunggu agar tak ada penalti dari hasil EBT,” katanya.
BACA JUGA: Suara Lantang Natalius Pigai, Sebut Jokowi dan Moeldoko
Kedua, memenuhi nasional determined contribution (NDC) 2030 untuk menurunkan emisi karbon sebesar 29 persen.
“Salah satu yang kami targetkan dalam poin ini ada di sektor hutan dan tata guna lahan. Pemerintah tentu butuh kerjasama antarpemangku kepentingan untuk mencapai target,” ungkapnya.
BACA JUGA: WHO Sampaikan Kabar Baik Soal Covid-19, Warga Dunia Bisa Senang
Ketiga, mencapai net zero emission pada 2060.
Silakan baca konten menarik lainnya dari GenPI.co di Google News