
GenPI.co - Wakil Ketua MPR Syarief Hasan menyoroti bantuan dana dari International Monetary Fund (IMF) dalam bentuk fasilitas Special Drawing Rights (DSR) sebesar USD 6,32 miliar atau setara Rp 90,2 triliun.
Ia menyebut dana bantuan IMF tersebut akan menimbulkan masalah tersendiri, yakni beban utang yang lebih besar.
"Di masa depan, dikhawatirkan justru membuat tekanan terhadap APBN menguat, bahkan menjadi beban fiskal yang akan diwariskan oleh pemerintah berikutnya dan menjadi tanggungan rakyat," ujarnya dikutip dari JPNN.com, Jumat (10/9).
Syarief menegaskan, seharusnya pemerintah bisa berkaca pada keberhasilan Pemerintahan SBY yang berhasil melunasi utang pada IMF pada 2006, lebih cepat 4 tahun dari yang dijadwalkan.
BACA JUGA: Kripto Catatkan Sejarah, IMF Langsung Ingatkan Hal Ini
“Pemerintah tidak bisa berkelit bahwa dana bantuan IMF ini adalah utang," kata anggota Majelis Tinggi Partai Demokrat tersebut.
Syarief menegaskan, pemerintah mengambil langkah keliru jika tidak begitu membutuhkan bantuan tersebut.
"Jika benar fundamental ekonomi masih cukup kuat, kita tidak membutuhkan tambahan utang baru,” tegasnya.
Lebih lanjut, politisi senior Partai Demokrat ini berpandangan pemerintah harus sangat berhati-hati menambah utang baru.
Sebab, utang yang sudah ada saja sudah memberikan tekanan yang teramat berat terhadap APBN, apalagi ditambah dengan jumlah utang yang nilainya Rp 90,2 triliun.
“Saya sangat menyayangkan sikap pemerintah yang masih saja doyan mengobral utang," sesal Syarief.
Syarief Hasan menegaskan, jika pemerintah cukup percaya diri dengan kinerja perekonomian, seharusnya tidak perlu menambah utang baru.
BACA JUGA: Pulihkan Ekonomi Akibat Corona, Bisikan Luhut ke IMF Luar Biasa
Jika memang pemerintah mengklaim dana bantuan IMF ini diberikan tanpa diminta, maka sudah seharusnya pemerintah berani menyatakan Indonesia tidak membutuhkan tambahan utang baru.
“Saya khawatir pemerintah mengambil risiko besar yang justru akan ditanggung bersama oleh seluruh rakyat Indonesia,” pungkas Syarief. (mar1/jpnn)
Heboh..! Coba simak video ini:
Silakan baca konten menarik lainnya dari GenPI.co di Google News