
Kedua merupakan sentimen internal, yaitu adanya rilis produk domestik bruto (PDB) Indonesia.
Seperti diketahui, dilansir dari Antara, Kepala Badan Pusat Statistik (BPS) Margo Yuwono menyebutkan bahwa Indonesia sudah resmi keluar dari resesi ekonomi, seiring realisasi pertumbuhan ekonomi atau PDB pada kuartal II/2021 sebesar 7,07 persen (yoy).
“Ini adalah pertumbuhan positif pertama setelah empat kuartal sebelumnya selalu mencatat kontraksi (pertumbuhan negatif, red),” kata Analis Ibrahim dalam risetnya yang diterima GenPI.co, Kamis sore (5/8/2021).
BACA JUGA: Pecah Telur! Singapura Beri Persetujuan ke-1 Buat Penyedia Kripto
Sayangnya, kinclongnya data PDB belum mampu membuat rupiah menguat di hari ketujuh perdagangan.
“Membaiknya data ekonomi Indonesia di kuartal kedua 2021 tidak serta merta bisa menopang terhadap penguatan mata uang Garuda. Hal ini disebabkan data eksternal yang begitu kuat dan menahan laju penguatan mata uang rupiah sebelumnya,” ujar Ibrahim.
BACA JUGA: Emak-emak Menangis, Harga Emas Antam Turun Hari ke-2
Terutama, ujar dia, komentar Wakil Ketua Fed Richard Clarida dan membaiknya data ekonomi AS. (*)
Lihat video seru ini:
Silakan baca konten menarik lainnya dari GenPI.co di Google News