
GenPI.co - Di Jawa Barat ada sebuah pemukiman penduduk yang eksotis. Namanya Kampung Naga. Luasnya tak seberapa, hanya 1,5 hektar saja dengan jumlah penduduk 294 jiwa. Namun keberadaan kampung yang berlokasi di di Dusun Naga, Desa Neglasari, Kecamatan Salawu, Kabupaten Tasikmalaya ini selalu memantik penasaran wisatawan.
Mengapa Kampung Naga sedemikian besar pesonanya? Jawabannya simpel; cara hidup masyarakatnya yang berbeda.
Sementara daerah lain sudah lazim dengan perkembangan teknologi, jangan harap bisa menemukan seperti itu di Kampung Naga. Boro-boro internet, TV saja tak ada.
Masyarakat Kampung naga memang dikenal teguh memegang nilai leluhur. Cara hidup mereka masih begitu tradisional, menyatu dengan alam perbukitan yang menaunginya.
Rumah-rumah penduduk terbuat dari sasag atau bilik bambu dan atap ijuk dengan model khas. Terdapat 112 bangunan tradisional di Kampung Naga. Rumah penduduk sebanyak 109 unit. Sementara tiga bangunan terdiri atas masjid, Bumi Ageung, dan Bale Kampung.
Semua rumah di kampung itu mengarah mengarah ke hutan yang berlokasi di sebelah barat. Hutan tersebut konon dikeramatkan karena di sana terdapat makam Eyang Singaparana. Ia adalah salah satu murid Sunan Gunung Jati, yang menyebarkan Islam di kawasan tersebut ratusan tahun lalu.
Sisi timur hingga ke selatan kampung merupakan persawahan. Di situ juga terdapat kolam yang letaknya berdekatan dengan kamar mandi yang digunakan bersama-sama.
Dari kota Tasikmalaya, kampung ini berjarak sekitar 30 kilometer. Sementara dari kota Garut sekitar 26 kilometer atau kira-kira bisa ditempuh kira-kira kurang dalam satu jam.
Silakan baca konten menarik lainnya dari GenPI.co di Google News