
Dengan daya yang tersisa aku mengangguk mengiyakan pertanyaannnya dan menggeser pintu gerbang agar si cantik itu bisa masuk.
Perempuan itu pun menggendong galon masuk ke rumahku. Jalannya tertatih-tatih menahan beban yang tampaknya sulit untuk dia tangani
Aku hanya bisa terdiam melihat dirinya. Sementara jidatku sudah basah oleh keringat dingin dan dengkul lemas dan tak mampu lagi menopang gejolak hatiku yang aneh ini.(*)
BACA JUGA: Penjaga Perpustakaan Tampan, Di Balik Rak Buku Kami Saling...
LGBT Bisa Hijrah? Karmanya Ternyata Bertubi-tubi
Silakan baca konten menarik lainnya dari GenPI.co di Google News