
Orang tuaku tak pernah mengunjungiku. Jangankan berkunjung ke indekosku, mereka sendiri saja jarang pulang ke rumah.
Pokoknya kerja, kerja, dan kerja terus.
Aku pun tumbuh dengan cerita kehidupan yang begitu kering.
BACA JUGA: Gelisah di Rumah Mertua, Aku Dibikin Nyaman sama Kakak Ipar
Di tempat perantauan ini, aku kemudian bertemu dengan Ine Salsabila.
Dia adalah teman kelasku. Bagiku, dia bidadari cantik yang selalu membuat jantungku berdenyut kencang.
BACA JUGA: Aku Pasrah Rahasiaku Dibongkar Bapak Mertua
Bagiku, dia adalah pensil warna, krayon, atau cat warna yang berhasil membuat gambar indah di kanvas hatiku.
Kami sudah berpacaran selama hampir satu bulan. Hidup begitu indah saat aku mengenalnya.
Kesepianku sedikit demi sedikit terobati.
Silakan baca konten menarik lainnya dari GenPI.co di Google News