
"Eh, itu di depan ada tanah datar. Saatnya tidur," ungkap salah satu temanku.
Mendengar teriakan tersebut, dua temanku lain mendadak bersemangat.
Mereka bahkan mendahului yang tadinya berada di baris depan.
BACA JUGA: Terpaksa Dilayani Menantu Saat Istri Pergi Dinas
"Buset. Denger ada tanah lapang langsung semangat. Eh, kok tiduran? Tadi baru saja tidur-tiduran juga, lo," ucapku.
Namun, ketiga temanku seolah tak memperdulikan.
BACA JUGA: Aku Pasrah Rahasiaku Dibongkar Bapak Mertua
Mereka tetap asyik tidur dengan menatap langit.
"Santai dahulu kawan. Menikmati perjalanan. Puncak tidak akan lari ke mana," tutur mereka.
Ah, benar dugaanku. Mereka itu pendaki mageran.
Silakan baca konten menarik lainnya dari GenPI.co di Google News