
GenPI.co - Malam itu, aku kembali melakukan rutinitasku dengan ibu kos. Selepas matahari terbenam, aku memang selalu berada di teras rumah kos.
Oh, ya. Nama ibu kosku Ida, dia sungguh orang yang baik. Aku harus rajin ke rumah ibu kos karena harus dipijat olehnya.
Sebelum jadi ibu kos, Ida pernah kursus memijat. Jadi, dia tahu ilmu-ilmu soal pemijatan.
BACA JUGA: Pose Maria Vania Menantang, Boy Wiliam Menang Banyak
"Kapan aku sembuh, Bu?" kataku.
"Tiga kali ke sini lagi mungkin," kata dia.
BACA JUGA: Suara Lantang Natalius Pigai, Sebut Jokowi dan Moeldoko
Semua bermula ketika aku baru saja jatuh dari motor. Waktu itu, pikiranku lagi kacau. Perempuan yang aku anggap satu-satunya itu ternyata selingkuh.
Bukan hanya itu, coba bayangkan, dia berselingkuh dengan sahabatku sendiri. Ya, aku benar-benar kalut saat itu.
BACA JUGA: Gawat, Pasar Kripto Mati Suri, Siap-siap
Untuk melepas stres, aku mencoba menaiki motor dan berkeliling kota Jakarta. Namun, jalanan kota Jakarta ini seperti sayatan pisau.
Silakan baca konten menarik lainnya dari GenPI.co di Google News