
GenPI.co - “Firaaa… Firaa, tolong ambilkan handuk basah dan air dingin di atas meja makan. Sudah waktunya,” teriakku pada Fira dari kamar tidur.
Sejak 2 bulan yang lalu, Fira, seorang wanita jelita berhati malaikat memutuskan tinggal di rumah untuk merawatku. Keputusannya ini sudah mendapat izin dari suaminya, Haikal yang juga adalah anak semata wayangku.
Awalnya aku memang tak nyaman dengan kebaikan Fira yang mau merawatku selama beberapa minggu. Namun, langkah ini sudah melalui mufakat dari istriku sebelum ia berangkat tugas dinas ke Maluku untuk satu bulan.
BACA JUGA: Dinginnya Sikap Suami, Membuat Mertuaku Ingin Menghangatkanku
Ya, istriku yang cantik ini merupakan seorang dokter senior di sebuah departemen Kesehatan. Pekerjaannya yang mulia menuntut ia harus sering keliling ke penjuru Indonesia demi pemerataan kesehatan masyarakat, khususnya di pulau terluar.
Tak terhitung, sudah ke berapa kalinya ia harus bertugas ke luar pulau. Awalnya dia menolak untuk berangkat dan memilih untuk merawatku di rumah. Namun, kutahu ini adalah mimpinya sedari kami masih pacaran 20 tahun lalu. Ku mendukungnya untuk pergi.
BACA JUGA: Gara-gara Suami Selingkuh, Ayah Mertua Memintaku Keluar Rumah
3 tahun lalu, aku divonis mengidap diabetes tipe 2. Kini hampir 10 persen kakiku melepuh dan sulit untuk digerakkan. Setiap kali aku bergerak, sungguh terasa sakit. Kini, jika ingin berjalan santai, aku harus menggunakan bantuan walker atau tongkat bantu jalan.
Aku sering merasa lelah. Waktuku kini banyak dihabiskan di ranjang. Aku pun tidak diam dan tidur. Di atas tempat tidur ini, ku tulis berjuta kata yang kususun menjadi rangakaian prosa indah dan juga jurnal ilmiah.
BACA JUGA: Akibat Suami Jarang Pulang, Aku Rajin ke Rumah Bapak Mertua
Ada hikmah di balik ujian Tuhan. Kini, aku sedang giat menulis dan merangkai kata di blog. Impian masa muda yang kembali merespons untuk dilakukan kembali di umurku yang menjelang kepala 6 ini.
Silakan baca konten menarik lainnya dari GenPI.co di Google News