
GenPI.co - Aku hanya tertunduk lesu di pinggir toko alat kesehatan saat sebuah pesan dari ibu muncul.
"Nak, pulang. Ayah sudah di surga," kata Ibu.
Saat itu, aku sedang mengantre tabung oksigen di toko alat kesehatan.
BACA JUGA: Berkat Pramugari, Aku Bertemu Jodoh dan Menjadi Selebgram
Tinggal tiga orang lagi. Kupikir tabung oksigen itu akan sedikit memperpanjang harapan.
Namun, harapan itu sudah dipotong oleh takdir. Ayah sudah pergi lebih dulu.
BACA JUGA: Di Malam Pertama, Suamiku Tega Melampiaskan Nafsu dengan Mantan
Saat pertama kali mendengar kabar kepergian ayah, tangisku pecah.
Penyesalan dan kemarahan, muncul bagai dua dosa yang akan terus menghantui hidupku.
"Andai aku bisa lebih cepat. Mungkin nasib berkata lain," pikirku.
Silakan baca konten menarik lainnya dari GenPI.co di Google News