#30 Character-Centric Company

#30 Character-Centric Company - GenPI.co
Menpar Arief Yahya

4R

Saya membagi dimensi dasar manusia ke dalam empat tingkatan yaitu: Raga (badan), Rasio (akal), Rasa (hati), Ruh (Kalbu). Setiap tingkat di atasnya mengatasi kelemahan tingkat di bawahnya. Rasio mengatasi kelemahan Raga, Rasa mengatasi kekurangan Rasio, dan Ruh mengatasi kelemahan Rasa.

Raga terbuat dari tanah dan cenderung menarik kita ke bawah. Raga selalu cenderung menggiring kita untuk memenuhi kebutuhan jangka pendek  (short-term) dan ingin memuaskan semuanya. Pada akhirnya Raga akan kembali menjadi tanah. Sedangkan Ruh ibarat cahaya yang membawa kemuliaan, akan cenderung membawa kita ke atas.

Derajat manusia yang mempunyai Raga, Rasio, Rasa dan Ruh mempunyai kedudukan yang berbeda-beda di hadapan Tuhan. Bila ingin mengetahui derajat kita di hadapan Tuhan, maka lihatlah bagaimana kita menempatkan Tuhan pada diri kita.

Dalam hidup, kita seringkali dihadapkan pada berbagai ujian. Jabatan, kedudukan dan kekayaan yang kerapkali diperebutkan orang, hanyalah soal-soal ujian. Kelak kita tidak ditanya tentang soal-soal ujian itu. Pertanyaan yang pasti harus kita jawab, adalah hasil ujian itu sendiri, apakah kita lulus atau tidak.  Kita tentu saja berharap dapat lulus dari ujian tersebut.

Dalam kerangka berpikir strategis (strategic thinking), ketika orientasi berpikir kita hanya sebatas Company (berpikir Micro) maka kita hanya akan memperoleh hasil yang bersifat jangka pendek. Sedangkan ketika kita memperluas orientasi berpikir dengan memikirkan kepuasan Customer atau “starts and end with the customer” (berpikir Macro) maka hasil yang kita dapat akan bersifat jangka panjang. Dan ketika kita mampu berpikir Mega, yang berarti memikirkan komunitas atau Country, maka otomatis kepuasan Customer dan keuntungan Company dalam jangka panjang yang bersifat sustain dapat dicapai.

Kita hanya bisa sampai ke level Mega dengan baik bila sudah mencapai level spiritual, telah terbentuk spirit of giving yang menganggap bahwa apa yang kita lakukan akan  memberikan rahmat bagi alam semesta. Ketika telah mencapai level tersebut, yakinlah bahwa semakin banyak memberi, kita akan semakin banyak menerima, “the more you give the more you get”. Dan level tersebut hanya bisa dicapai oleh individu-individu yang berkarakter.

Nah, level yang lebih tinggi lagi adalah ketika kita tidak punya kepentingan sama sekali. Ketika kita ikhlas, maka kita akan mendapatkan semuanya. Di situlah justru paradoksnya. Saat kita tidak mengharapkan semuanya, justru kita akan mendapatkan semuanya.

Silakan baca konten menarik lainnya dari GenPI.co di Google News