
Menurut Dian, ke depan tentu tantangan dan tekanan yang akan dihadapi industri telekomunikasi, termasuk XL Axiata masih akan berat.
"Tentu kami harus tetap optimis dan menyiapkan segala daya upaya untuk mengantisipasi di masa yang akan datang," tuturnya.
Pada periode semester pertama 2020 ini, XL Axiata juga berhasil meraih EBITDA Rp 6,49 triliun, lebih tinggi 37% dibandingkan perolehan semester 1 2019.
Laba bersih setelah pajak pada semester ini tercatat Rp 1,7 triliun.
Secara kuartal, pada periode kuartal 2 2020 ini EBITDA juga berhasil tumbuh 4% lebih tinggi dari kuartal sebelumnya, dan laba bersih setelah pajak mencapai sebesar Rp 224 miliar.
Beban usaha pada semester 1 2020 ini menurun 12% dari periode yang sama tahun sebelumnya (YoY).
Penurunan ini bisa terjadi karena beberapa faktor, salah satunya beban biaya infrastruktur yang lebih rendah (-23% YoY) sebagai akibat dari adopsi IFRS 16.
Faktor selanjutnya adalah biaya interkoneksi dan biaya langsung lainnya juga menurun (-21% YoY), terutama karena interkoneksi yang lebih rendah sebagai akibat dari penurunan lalu lintas suara.
Silakan baca konten menarik lainnya dari GenPI.co di Google News