
Hal ini dipacu sejumlah isu, yaitu masalah daya saing, perjanjian dagang EVFTA (European Union Vietnam Free Trade Agreement) yang menguntungkan negara kompetitor, dan adanya peraturan baru safeguard untuk tekstil yang menghambat manufaktur alas kaki.
Untuk itu, Aprisindo berharap faktor yang menjadi kendala tersebut bisa dicari solusinya. Agar industri sepatu bisa kembali tumbuh di tahun 2020.
BACA JUGA: Ternyata Begini Lho Outfit Agnez Mo Saat Rayakan Imlek
“Kalau kita (ekspor sepatu Indonesia) turun 12 persen, Vietnam malah naik 13 persen ekspornya, market share kita di tarik Vietnam banyak. Sedih campur miris,” kata Budiarto. (*)
Jangan lewatkan video populer ini:
Silakan baca konten menarik lainnya dari GenPI.co di Google News