
GenPI.co — Ratusan orang memenuhi gang-gang di Kampung Bustaman, Semarang, untuk mengikuti proses Gebyuran Bustaman, yang digelar demi menyambut datangnya Bulan Suci Ramadhan 1440 H, Minggu (28/4).
Ratusan kantong plastik beraneka warna, siap menjadi senjata untuk saling serang. Satu syaratnya, tak boleh ada yang marah jika terkena lemparan atau gebyuran air.
Ratusan kantong plastik beraneka warna, siap menjadi senjata untuk saling serang
Sebelumnya, peserta mencoreng wajah dengan aneka cat warna-warni. Filosofinya, cat tadi adalah sebagai sifat buruk manusia yang harus dibersihkan melalui gebyuran (mandi).
Usai dibuka oleh Kadisbudpar Kota Semarang Indriyasari, perang air langsung dimulai. Bunyi kentongan dipukul bertalu-talu tanda gebyuran siap digelar.
Tanpa dikomando, kantong-kantong plastik berhamburan melayang tanpa sasaran. Yang terkena lemparan lalu basahpun hanya meringis, lalu balas menyerang, masih dalam tawa.
Kantong-kantong plastik berhamburan melayang tanpa sasaran. Yang terkena lemparan akan basah lalu balas menyerang, masih dalam tawa.
Yang tidak kebagian kantong air, membawa aneka rupa alat. Ember, gayung ataupun botol bekas air mineral, hingga selang dari kran langsung dimanfaatkan untuk menyerang balik.
Silakan baca konten menarik lainnya dari GenPI.co di Google News