
Menuruti perintah mbah putri aku segera mengambilnya.
Memasuki kamar mbah, sangat terasa wangi seperti wangi-wangian bunga, tapi aku tidak terlalu mengenal jenis bunga tersebut.
Menuju meja riasnya, aku segera mengambil obat merah dan menggunakannya pada jariku yang terluka.
Sambil mengobati dan melihat cermin yang ada di depanku. Pintu kamar mbah putri tertutup perlahan.
Aku melihat sebuah rambut panjang hitam tergantung di balik pintu, sambil menarik napas panjang karena terkejut, aku kembali mengobati tanganku.
Sesekali aku melihat ke arah cermin yang ada di depanku. Kali ini aku melihat seorang wanita cantik, seperti penari Jawa berdiri di sebelah rambut panjang itu kemudian memakainya.
Mataku melotot melihat hal tersebut. Bulu kudukku berdiri seluruhnya, jantungku berdebar kencang.
Secara perlahan aku ingin melihat langsung apakah hal yang kulihat di cermin itu benar adanya.
Silakan baca konten menarik lainnya dari GenPI.co di Google News