.webp)
GenPI.co - Pemilihan umum digadang-gadang jadi produk demokrasi yang menjunjung tinggi keadilan. Semua orang bisa memilih siapa pemimpin negara mereka.
Praktik ini tentu jauh dari sikap otoriter. Akan tetapi, bagaimana jika dari proses yang demokratis tersebut, bisa melahirkan pemimpin-pemimpin otoriter.
BACA JUGA: Rumah di Perkebunan Karet, Novel Horor yang Diangkat Kisah Nyata
Buku How Democracies Die yang dibaca Anies Baswedan beberapa waktu lalu mengungkap hal tersebut.
Buku ini menyoroti bagaimana demokrasi bisa mati bukan karena pemimpin diktator melakukan kudeta, melainkan justru terpilih secara sah melalui proses pemilu.
How Democracies Die ditulis oleh dua ilmuwan politik lulusan Universitas Harvard, yaitu Steven Levitsky dan Daniel Ziblat.
Porsi buku ini lebih banyak membahas fenomena demokrasi di Amerika Serikat. Terutama saat Donald Trump menang di Pilpres AS 2016.
Kemenangan Trump erat kaitannya dengan taktik kampanye yang gelap. Dia berhasil memainkan isu rasisme kulit hitam dan menebar ketakutan melalui hoaks.
Silakan baca konten menarik lainnya dari GenPI.co di Google News