
“Angkasa Pura I memang menginginkan rute ke Asia Timur. Kami masih melakukan kajian untuk buka rute ke sana. Pertimbangan paling mendasar tentu trafik. Kami mau saja melakukan penambahan rute ke Korea Selatan, Jepang, bahkan Tiongkok,” ujarnya.
Bagi pariwisata Indonesia, Tiongkok adalah pasar tergemuk. Potensinya terbesar dengan 1,9 Juta dan tumbuh 35,75%. Hanya saja, publik Tiongkok merasa nyaman berkunjung ke Bali. Jumlahnya mencapai 1,37 juta orang.
“Kami harus melihat potensinya lebih detail lagi. Kalau memang potensinya itu besar, tidak ada masalah membuka penambahan rute Solo ke Asia Timur dan Tiongkok,” kata Hendrawan.
Selain Asia Timur, Angkasa Pura I juga memberikan rekomendasi poros Australia. Pada 2017 lalu, 45 warga Australia yang berkunjung ke Solo via Adi Soemarmo.
Sebenarnya, bila acuannya kunjungan terbesar, pasar Malaysia adalah yang tergemuk. Total ada 4.932 wisman Malaysia yang berkunjung ke Solo.
Selain rute internasional, Garuda juga berupaya menambah frekuensi penerbangan domestik. Namun, poros penghubungnya masih dikaji. Dengan originasi Solo, Garuda saat ini sudah terhubung dengan Jakarta.
Dalam sehari, rute Solo-Jogja dilayani 5 flight. Hanya saja, dalam kondisi low season tingkat keterisiannya hanya 70%. Jumlah itu dihitung untuk kapasitas pesawat 162 orang.
“Frekuensi domestik yang terhubung ke Solo akan ditingkatkan. Sejauh ini kekurangan seat selalu dijual maksimal. Kami memang kerjasama dengan hotel dan travel agent melalui paket-paket wisata. Cara ini kami terapkan untuk mengatasi low season,” tuturnya.
Silakan baca konten menarik lainnya dari GenPI.co di Google News