
"Memang diperlukan persamaan persepsi, kerjasama yang baik, dan komitmen yang kuat antar stakeholder dalam pengembangan pariwisata di Sumbar. Selain itu, perlu juga pengaturan event-event yang ada di Sumbar, khususnya 19 Kabupaten Kota," kata Lokot didampingi Kepala Bidang Destinasi Area II (Sumbar dan Kepri) Desty Murniati.
Dengan adanya pembagian wilayah ini, lanjut Lokot, akan memudahkan Kemenpar dalam memberikan dukungannya. Apalagi, di Kemenpar juga punya banyak Tim Percepatan.
"Kita ada Tim Percepatan Bahari, Tim Percepatan Bahari Wisata Budaya, Tim Percepatan Bahari Belanja dan Kuliner serta Tim Percepatan Bahari lain-lain. Dengan begitu semuanya akan bisa lebih fokus lagi," ungkap Lokot.
Khusus aksesibilitas, Lokot berharap jalur kereta Padang-Bukittinggi direaktivasi. Menurutnya, dengan aktifnya kereta api, penyebaran wisatawan akan lebih merata.
"Kita tahu di Sumbar hanya ada satu bandara, yaitu Bandara Minangkabau. Dengan adanya kereta api dari Padang ke Bukittinggi, akan memicu peningkatan wisatawan ke wilayah Sumbar," ujarnya.
Desty menambahkan, pariwisata Sumbar juga perlu memperhatikan kualitas Sumber Daya Manusia (SDM) juga. Karena itu, perlunya pembahasan lebih lanjut perihal tindak lanjut dari hasil sertifikasi kompetensi.
"Perlunya pembahasan lebih lanjut mengenai kriteria dari pemilihan peserta sertifikasi kompetensi. Sehingga SDM pariwisata yang ada di Sumbar akan lebih berkualitas. Dan kami siap untuk memfasilitasinya, ujar Desty.
Ditambahkannya, Dana Alokasi Khusus (DAK) non fisik bisa melaksanakan kegiatan sadar wisata dan pengembangan SDM. Atau bisa juga untuk mengadakan pelatihan-pelatihan.
Silakan baca konten menarik lainnya dari GenPI.co di Google News